2013/10/14

Tips Tampil Fresh and Natural di Kampus

Hai friends, friends masih pada sekolah atau udah kuliah nih?
Hehe, okelah, baik yang sudah kuliah maupun yang masih di bangku sekolah jangan khawatir karena tips yang akan My StoRy beri ini cocok untuk semua kalangan :)

Tanpa menunggu lebih lama lagi inilah Tips-Tips buat friends...cekidot...

1. Minum Air Putih
Nah, air putih ini tidak boleh ketinggalan friends. Minuman ini adalah minuman wajib bagi kita semua. Jika kita dehidrasi maupun kekurangan cairan, maka tubuh kita akan kering >.</ ga mau kan friends kalo friends jaki kering kerontang gara-gara ga dikasi minum? haha okelah, Minumlah air putih minimal 8 gelas sehari karena air putih dapat menjaga kelembaban tubuh kita dari aktifitas kita seharian. Jika perlu bawalah air putih kemana pun friends pergi.

2. Tidurlah yang cukup
Untuk anak kuliah tidur yang cukup ini tidak akan tersampai deh #plak hehe bercanda. Karena author sendiri ngrasain kok kalo jadi mahasiswa itu bakal berkurang jam tidurnya karena banyak yang harus dikerjakan. Baiklah, tidur yang baik itu 8 jam sehari. Tapi tidak harus 8 jam juga friends. Jangan dipaksakan lhoo, ntar tugas-tugas or PR PR-nya pada ga terselesaikan gara-gara harus ngepasin tidur selama 8 jam. :) yang penting kita bisa atur waktu. Tidur yang cukup biar ga timbul mata panda ya friends >.<

3.  Perhatikan kesegaran wajah dan kesehatan rambut
Wajah kusut, rambut kucel, udah ga jaman friends. Friends harus pintar-pintar menyiasati agar ke-stres-an friends tidak terlihat pada wajah maupun rambut. Untuk wajah sebaiknya sering-sering memakai masker buah seperti timun, tomat, wortel, dll. Pastikan juga friends selalu membersihkan wajah setelah melakukan aktifitas seharian. Rambut pun juga harus diperhatikan friends. Rambut mesti rutin dibersihkan dan beri pelembab. Lebih bagus jika friends rajin creambath. Tapi sesuaiin sama keadaan kantong. Jangan sampai gara-gara merawat rambut kantong jadi jebol. Ahya, jika akan pergi keluar misal ke kampus, friends ga perlu dandan yang menor-menor, cukup bedak tipis dan pelembab bibir. Karena kita ga akan pergi ke acara foto shoot melainkan untuk belajar meraih ilmu. Friends khususnya para cewek sudah cantik. PD-lah dengan kecantikan alami yang friends punya sejak lahir. :)

4. Hindari Bau Badan
Nah, yang ini wajib friends. Jangan jadiin alasan bangun kesiangan ga sempet mandi! Apalagi buat yang cewek. Beuuhh, mandi adalah kewajiban nomor satu yang ga boleh terlewatkan. Caranya simple kok, cukup mandi sehari 2 kali dan sering-sering makan daun kemangi karna bisa bermanfaat menghilangkan bau badan. Dan jangan lupa sikat gigi :)

5. Makan Teratur
Author tahu kok friends super sibuk orangnya. Tapi sesibuk apa pun friends tetap harus makan. Karena makanan adalah sumber kekuatan kita untuk melakukan aktifitas seharian. Kalau friends ga makan, friends bisa sakit dan itu malah akan memperparah kondisi :) Makanlah makanan yang bergizi dan penuh serat agar BAB friends pun juga ikutan lancar :P so jadi enteng >.</ Buah yang kaya akan vitamin juga dianjurkan kok friends.

Baiklah sekian dulu tips ala My StoRy. Jika ada kesempatan My StoRy akan berbagi tips-tips yang pastinya akan membantu friends sekalian. Hope you like it. Semoga bermanfaat. God bless. Have a nice day :)

Love Love Love Roy Kim Lyric (Hangul, Romanized. Translate)

HANGUL

그대여 그대 눈을 처음 순간부터
그대여 없는 설레는 향기 속에 빠져
그대 눈을 항상 바라만 봤었고 그대도 나를 항상 바라길 바랬소
이젠 말할 거에요 목소리에 담아서
Love, ~ Love, 그래요 그대를 너무나 좋아합니다
Love, ~ Love, 그래요 그대를 정말로 사랑합니다
그대여 그댈 바라보는 것만으로도
그대여 그댈 생각하는 것만으로도
하루 하루가 항상 빠르게 갔었고 그대도 나를 항상 바라길 바랬소
이젠 말할 거에요 목소리에 담아서
Love, ~ Love, 그래요 그대를 너무나 좋아합니다

Love, ~ Love, 그래요 그대를 정말로 사랑합니다

Love, ~ Love, 그래요 그대를 너무나 좋아합니다

Love, ~ Love, 그래요 그대를 정말로 사랑합니다

Love, ~ Love, 그래요 그대를 너무나 좋아합니다
Love, ~ Love, 그래요 그대를 정말로 사랑합니다

ROMANIZED

geudaeyeo na geudae nuneul cheoeum bon sunganbuteo o nan
geudaeyeo nan al su eomneun seolleneun hyanggi soge ppajyeo
nan geudae nuneul hangsang baraman bwasseotgo geudaedo nareul hangsang baragil baraessso
na ijen malhal geoeyo i moksorie damaseo o
Love, o~ Love, geuraeyo nan geudaereul nan neomuna johahamnida
Love, o~ Love, geuraeyo nan geudaereul nan jeongmallo saranghamnida
Love Love Love, Love Love Love, Love Love Love
Love Love Love, Love Love Love, Love Love Love

o geudaeyeo na geudael baraboneun geotmaneurodo o nan
o geudaeyeo na geudael saenggakhaneun geotmaneurodo o nan
haru haruga hangsang ppareuge gasseotgo geudaedo nareul hangsang baragil baraessso
na ijen malhal geoeyo i moksorie damaseo o
Love, o~ Love, geuraeyo nan geudaereul nan neomuna johahamnida
Love, o~ Love, geuraeyo nan geudaereul nan jeongmallo saranghamnida
Love Love Love, Love Love Love, Love Love Love
Love Love Love, Love Love Love, Love Love Love
Love, o~ Love, geuraeyo nan geudaereul nan neomuna johahamnida

Love, o~ Love, geuraeyo nan geudaereul nan jeongmallo saranghamnida
Love, o~ Love, geuraeyo nan geudaereul nan neomuna johahamnida
Love, o~ Love, geuraeyo nan geudaereul nan jeongmallo saranghamnida
Love Love Love, Love Love Love, Love Love Love
Love Love Love, Love Love Love, Love Love Love 

TRANSLATION

My dear, the moment I first saw your eyes
My dear, I fell into an unknown heart fluttering scent

I always only looked at your eyes
I hoped that you would always look at me too

I will tell you now
With this voice

Love, oh love, yes, I like you so much
Love, oh love, yes, I really love you
Love Love Love, Love Love Love, Love Love Love

Oh my dear, just by looking at you
Oh my dear, just by thinking about you

Each day passed so quickly
I hoped that you would always look at me too

I will tell you now
With this voice

Love, oh love, yes, I like you so much
Love, oh love, yes, I really love you
Love Love Love, Love Love Love, Love Love Love

Love, oh love, yes, I like you so much
Love, oh love, yes, I really love you

Love, oh love, yes, I like you so much
Love, oh love, yes, I really love you
Love Love Love, Love Love Love, Love Love Love

Beautiful Love

Cast: Niki, Kevin, Mira
Genre: Romance, Teen
OneShoot
Recomended song: Love Love Love by Roy Kim
Setiap kali aku melihatnya tersenyum, berjalan, caranya bicara dan caranya menatapku. Semua itu sudah seperti obat bagiku. Ingin aku mendekati dan menyapanya. Tapi itu tidak mungkin karena perbedaan di antara kita yang begitu mencolok. Aku tidak ingin dia tersakiti jika aku mendekatinya. Setiap melihatnya berjalan dan memandang wajah manisnya, jantungku terus berdegub sangat cepat. Entah apa yang terjadi padaku saat ini.
Dia adalah gadis pindahan dari kota lain yang masuk ke sekolahku. Dia masuk di tahun pertama sedang aku berada di tahun kedua.  Sejak pertama kali melihatnya di ruang guru kurasa aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Ini mungkin konyol tapi itu benar. Pikiranku tidak bisa lepas darinya. Wajahnya selalu muncul di kepalaku meski aku sudah berusaha untuk mengalihkan perhatianku.
Dia memiliki rambut yang tergurai panjang di punggungnya. Matanya bersinar dan bibir mungilnya tak pernah lepas dari senyum manis saat ia sedang berbicara. Terlihat dari gesture tubuhnya, dia sangat lincah dan periang. Tapi ada satu pertanyaan yang selalu melayang dibenakku. Apakah dia sudah mempunyai kekasih? Apa dia menyadari kehadiranku? Apa aku bisa menjadi bagian dari hidupnya? Apa aku bisa membuatnya melihatku?
Beribu pertanyaan muncul dalam waktu bersamaan. Pertanyaan yang menuntut jawaban yang belum jelas baginya. Besok adalah hari festival sekolah yang diadakan setiap tahun sekali. Setiap kelas entah itu kelas senior atau pun junior, mereka akan bersatu padu untuk memeriahkan acara festival.
Mungkin ini kesempatan bagiku untuk mendekatinya. Oh Tuhan, tolong bantu aku. Beri aku kekuatan untuk bisa menatap wajahnya karena jantung ini tak pernah berhenti melonjak-lonjak saat melihatnya. Aku takut jika dia bisa mendengar degub jantungku.
***
Entah mengapa sejak pertama aku masuk sekolah ini, aku merasa seperti sedang diawasi. Tapi oleh siapa? Begitu banyak orang disekelilingku. Aku tak bisa menuduh sembarangan. Tapi ada satu orang yang menarik perhatianku. Dia seorang siswa laki-laki bertubuh jangkung, berkulit putih serta rambut hitam yang acak-acakan. Dia masuk di tahun kedua sekolah itu.
Siapa dia? Kenapa setiap aku melihatnya mata kami selalu bertemu? Apa dia juga melihatku? Aku selalu mencari kesempatan barang kali aku bisa melihat wajah tampannya. Namun, setiap kali kami bertemu pandang, jantungku berpacu terlalu cepat sampai aku takut kalau-kalau dia akan meloncat dari dadaku. Perutku mulas dan keringat dingin selalu mengucur menuruni punggungku. Aku sedikit merasa risih merasakan sensasi yang tidak biasa itu.
Mau tidak mau aku harus membiarkan diriku untuk berpura-pura tidak melihatnya. Kucoba fokuskan pikiranku hanya kepada pelajaranku saja. Tapi, dia selalu hadir di setiap mimpiku. Aku hampir gila karena dia.
Jika suatu saat kami bisa bertemu mungkin aku akan menyuruhnya keluar dari pikiranku.
***
Matahari sudah berada di puncaknya. Semua murid di sekolah itu pun sudah sibuk dengan dekorasi gedung luar sekolah dan gedung dalam sekolah. Mereka membuat stan-stan di sepanjang jalan setapak di taman sekolah itu. Mereka menggunakannya sebagai bazar pada saat acara.
“Niki, bisa kau ambilkan kotak itu”, pinta seorang gadis kepada Niki. Niki mengangguk dan berjalan ke arah kotak yang ditunjuk Mira. Dilihatnya isi kotak itu dan menghela napas panjang sebelum mengangkatnya.
Tangannya tertahan saat melihat tangan seorang sudah mengangkat kotak itu. Dilihatnya siapa orang itu dan dia membelalak. Seorang laki-laki yang selalu mengusik hidupnya tiba-tiba sudah berada tepat di hadapannya. Senyum manisnya mengembang di sudut bibirnya. Niki hanya terbengong tanpa merespon sedikit pun.
“Hei, kau tak apa? Kotak ini cukup berat jadi aku saja yang membawanya”, ujar laki-laki itu. Niki tersentak dan mengerjap-erjapkan matanya. “Ah ya, terima kasih tapi tidak usah karena aku bisa sendiri”, sergah Niki gelagapan. Tangannya hendak mengambil kotak itu tapi laki-laki itu melangkah mundur.
“Tidak apa. Biar aku saja yang membawanya”, paksa laki-laki itu. Niki terdiam. “Namaku Kevin”, kata Kevin memperkenalkan diri. “Ah, aku, Nikita. Tapi kau bisa memanggilku Niki jika kau mau”, Niki tersenyum. Kevin pun membalasnya dan mulai berjalan ke arah stan kelas Niki.
Mereka berjalan dalam diam sambil sesekali mencuri pandang. Setelah sampai, Niki menyuruh Kevin meletakkannya di sudut stan. Kevin menghela napas berat dan sedikit meregangkan otot-ototnya. “Maaf merepotkanmu”, kata Niki. “Tidak apa”, sahut Kevin tersenyum. “Ah, kau mau minum?” tanya Niki sambil berjalan mengambilkan segelas air untuk Kevin.
Niki memberikan gelas itu pada Kevin dan tangan mereka pun bertemu. Mereka saling bertemu pandang sebentar sebelum akhirnya Kevin menarik gelas itu.
Hari telah menjelang sore. Seluruh persiapan telah siap. Tinggal menunggu menit-menit terakhir festival dimulai. Seluruh murid boleh mengundang siapa saja karena festival ini diadakan untuk umum. Festival ini juga digunakan untuk mempromosikan sekolah mereka pada masyarakat sekitar.
Sudah satu jam berlalu. Seluruh taman sekolah itu sudah penuh sesak dengan orang-orang yang ingin menikmati festival. Terdapat musik yang mengalun indah dan juga hiburan-hiburan menarik lainnya.
Stan Niki begitu ramai sampai tak ada waktu untuk beristirahat sampai Mira berkata,”Niki, kau istirahatlah dulu. Biar aku yang menggantikanmu.” “Baik. Tolong ya.” Niki pun bisa bernapas lega meskipun sebentar.
Dia mencoba untuk berjalan melihat stan-stan dari kelas lain. Mereka sungguh atraktif dan penuh dengan kreasi. Senang melihat banyak orang yang datang berkunjung. Langkahnya terhenti saat dia mendengar seseorang memanggil namanya.
“Niki!” Niki menoleh dan menemukan Kevin yang sudah ngos-ngosan mengejar Niki. Niki terheran melihat sosok Kevin yang terengah-engah seperti itu. “Huft, jalanmu cepat juga”, katanya. “Kau tak apa?” tanya Niki khawatir melihat keringat mengucur deras dari wajah tampannya. “Huh, tidak apa. Kau mau em, apa kau, em ah...” Niki mengernyitkan kening tanda tidak mengerti apa yang Kevin coba katakan padanya. “Ya?” “Huft, panas sekali ya disini”, kata Kevin akhirnya sambil mengipas wajahnya dengan kedua tangannya.
“Ah? Iya”, sahut Niki sedikit kecewa. Tanpa disadari Niki, Kevin melihat raut wajah Niki yang sedikit murung. Entah mengapa hati Kevin tergerak untuk menghibur Niki. Dia tidak ingin melihat ekspresi itu di wajah cantik Niki. Kevin pun memberanikan diri menarik tangan Niki dan mengajaknya jalan keluar dari kerumunan masa itu.
***
Deg...jantungku serasa berhenti saat tangan itu menyentuh tanganku. Dia menarikku keluar dari kerumunan orang-orang. Aku ingin tahu apa yang sedang dia pikirkan. Kenapa tangannya begitu hangat. Aku tidak ingin melepas tangan ini. Aku ingin tangan ini selalu menggenggam tanganku.
Kulihat ekspresi wajahnya. Kutertegun karena baru kali ini aku melihat wajahnya yang serius. Dia berjalan di depanku tanpa melihatku. Dia menyingkirkan orang-orang yang menghalangi jalannya dengan lembut. Aku terpukau melihatnya. Semua yang dia lakukan selalu sukses menggetarkan hatiku yang sudah lama vakum.
Setelah kami keluar dari kerumuman banyak itu, aku melihat sekeliling mencari tahu kemana Kevin membawaku. Butuh waktu bagiku untuk mencerna dimana tempatku berdiri. Bukankah ini di gedung olahraga? Tepatnya di gudang penyimpanan alat-alat olahraga. Terlihat dari tempatku berdiri cahaya terang benderang dari arah festival. Baru kusadari tempat itu seperti lautan manusia. Aku menghela napas singkat sebelum akhirnya Kevin memulai pembicaraan.
“Tempat itu seperti pasar menurutku”, Kevin terkekeh sambil memandang ke arah festival berlangsung. “Huft, Niki ...”
***
Kutelan ludahku dengan susah payah. Berdiri tepat disamping gadis yang aku suka begitu menyiksaku. Hatiku tak tenang. Aku takut jika aku mengucapkan sesuatu yang salah ataupun bertindak yang salah. Aku tidak ingin dia memandangku buruk. Aku hanya ingin dia tahu perasaanku padanya.
Hal yang mustahil aku lakukan akan kulakukan malam ini juga. Semua kemungkinan terburuk aku siap menerimanya. Kumenghela napas berat sambil menatap ke arah festival karena aku tak sanggup menatap kedua mata mungilnya. Aku harus menghentikan ini semua.
“Huft, Niki kau lihat kerumunan orang banyak itu?” tanyaku. “Hm, iya aku melihatnya”, jawab Niki tersenyum gugup. “Begitu banyak orang disana berebut untuk mendapatkan apa yang mereka mau.” Aku memberi jeda akan pernyataanku berharap susunan kalimatku benar.
“Lihatlah di stan kelasku. Kau lihat disana orang-orang sedang berjuang untuk mendapatkan hadiah utama.” Niki melihat ke arah stan Kevin yang dipenuhi dengan orang-orang. Terlihat sebuah boneka beruang besar yang berlabel “limited edition”. Dan memang boneka itu sedang menjadi tren di kalangan remaja cewek dan persediaannya terbatas. Beruntung kelas Kevin mendapatkan boneka itu.
“Mereka berjuang begitu keras. Tapi hanya ada satu yang akan mendapatkan hadiah utama itu”, lanjutku lalu melayangkan pandanganku ke mata indah Niki. Jantungku yang berderap kencang tidak kuhiraukan lagi. Aku ingin mengenal Niki lebih dalam lagi. Aku ingin dia menjadi milikku sebelum orang lain memilikinya.
“Apa aku bisa memiliki hadiah utama itu?” tanyaku penuh arti.
***
“Apa aku bisa memiliki hadiah utama itu?” tanya Kevin dengan suara lembutnya. Niki hanya bisa memandang dari bilik mata sendu Kevin. Entah apa yang Kevin pikirkan tentangnya. Tak sedetik pun mereka melepaskan pandangan.
“Kau bisa memiliki hadiah utama itu”, sahut Niki sedikit berbisik. “Benarkah? Kalau begitu apakah aku bisa memiliki hatimu?” tanya Kevin langsung ke topik. Mata Niki membelalak lebar mendengar pertanyaan Kevin yang tiba-tiba itu.
Tanpa menunggu lebih lama lagi Kevi meraih tangan Niki. Dengan lembutnya Kevin menggenggam tangan Niki lalu setengah berlutut di hadapan Niki. Tanpa melepas tangan Niki, Kevin berkata,”Aku mau kau menjadi milikku. Aku tahu kalau kita tidak pernah berbincang-bincang maupun berteman. Tapi aku selalu melihatmu seakan kita telah memiliki hubungan. Aku tak bisa berhenti memikirkanmu. Semuanya hanya tentang kau, Niki.” Niki terdiam mendengar pengakuan Kevin. Ditengah festival yang berlangsung Kevin menyatakan perasaannya.
“Apa kau mau menjadi kekasihku, Niki?” tanya Kevin dengan seluruh kekuatan yang tersisa. Niki terpaku mendengar pertanyaan utama Kevin. Menjadi kekasihnya adalah hal yang selalu diinginkannya dan inilah saatnya itu terjadi. Dia pun tahu jika perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan. Kevin pun selama ini melihatnya seperti halnya dirinya yang selalu melihat Kevin.
Kevin melihat Niki penuh harap. Berharap perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan. Jantung berdetak semakin kencang menunggu jawaban Niki yang lumayan lama itu. Apa mungkin dia tidak menyukainya? Ataukah dia sudah memiliki kekasih lain? Baiklah, Kevin sudah tidak peduli tentang itu. Dia sudah siap menerima jawaban terburuk dari Niki. Meskipun sakit tapi dia akan bertahan.
“Jangan pernah diam-diam melihatku lagi”, kata Niki akhirnya. Sekarang ganti Kevin yang membelalak. Pada akhirnya penolakan yang ia dapat. Kevin tak sanggup lagi terus menatap Niki. Kepalanya tertunduk dan dahinya mengerut. Napasnya sesak dan seluruh tubuhnya lemas tak bertenaga. Beginilah rasanya ditolak oleh orang yang selama ini dia sukai. Begitu sakit hati ini.
Niki menarik tangannya dari genggaman Kevin. Kevin pun pasrah tangan Niki terlepas dari genggamannya. Tanpa mengubah posisinya, Kevin berharap jika ini semua hanyalah mimpi.
Tiba-tiba tangan Niki menyentuh lembut wajah Kevin yang tertunduk. Kevin terkesiap menyadari tangan Niki menyentuh wajahnya. Begitu hangat dan lembut. Perlahan tapi pasti Kevin mengangkat wajahnya. Betapa terkejutnya ia saat melihat wajah Niki yang menangis bahagia. Kevin mengerutkan alisnya tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
“Kau membuatku takut. Aku takut kehilangan dirimu. Saat inilah yang selalu kutunggu-tunggu sejak pertama kali kita bertemu. Pikiranku pun tak pernah lepas darimu. Apa kita bisa bersama ataukah tidak? Apa kau mempunyai perasaan yang sama ataukah tidak? Pertanyaan yang aku tidak berani mengetahui jawabannya. Dan sekarang kau disini, aku tidak akan melepasmu lagi”, aku Niki.
Kevin pun meraih tangan Niki dan berdiri. Ditariknya tangan Niki hingga tubuh Niki berada dipelukan Kevin. Mereka saling berpelukan. Dilepaskannya pelukan itu dan mereka saling bertatapan. “Terima kasih”, ucap Kevin bahagia. Niki menggelengkan kepalanya,”Akulah yang seharusnya berterima kasih.”

End~

Hope you like my story :) God bless and have a nice day... 

OKKAPS and MAPELKA

OKKAPS adalah sistem pengenalan pada mahasiswa baru akan universitas yang akan mereka masuki. OKKAPS juga sering disebut sebagai ospek. Author baru saja selesai mengikuti ospek dan mapelka di universitas author sebagai maba (mahasiswa baru). Ospek dilaksanakan selama 5 hari. Sedangkan mapelka dilaksanakan selama 3 hari.
Baiklah sekarang author akan berbagi pengalaman kepada friends sekalian nih J disimak ya J cekidot...
Baiklah hari pertama author dan teman-teman panggil saja kami, hanya menerima materi dari dekan fakultas. Dia mengenalkan sedikit mengenai universitas sekaligus memberi gambaran tentang kuliah. Disaat yang sama pula ada pengenalan dari kakak senior yang akan menjadi pendamping kami selama OKKAPS berlangsung.
Hari itu pun selesai dengan baik. Tapi tidak hanya itu. Setelah pemberian materi oleh dekan berakhir, kakak senior memberi materi lagi yang tidak lain tidak bukan adalah barang-barang yang harus dibawa untuk besok. Barang yang wajib dibawa tidak satu-dua melainkan lebih dari sepuluh barang. Kami sempat bingung harus mulai dari mana.
Kami sempat frustasi saat itu karena dari baju sampai alas kaki, kami belum punya. Good job untuk kami semua. Kami orang asing di kota asing yang tidak tahu dimana tempat perbelanjaan yang murah dan terjangkau. Tapi puji Tuhan, teman satu kos yang kebetulan mengambil jurusan yang sama tahu tempat-tempat untuk membeli keperluan. Nah, pergilah kami para maba yang satu kos tapi di fakultas yang sama yaitu ekonomi.
Kami pergi ke perbelanjaan yang jaraknya lumayan jauh dari tempat kos kami. Setelah sampai, tibalah bagi kami saat berburu. Mulai dari baju, sepatu, bawahan, serta barang-barang lainnya yang bisa dibilang aneh. Jujur, kami tidak sempat mandi saat itu karena kami khawatir jika kami tidak bisa mengumpulkan semua barang yang diminta.
Kami kembali ke kos dengan semua buruan kami pada jam hampir 9 malam. Dan author pun harus nge-print artikel yang harus diserahkan besok. Author pun pergi ke warnet terdekat, keberuntungan memang tidak berada dipihak author saat itu L banyak pengunjung yang antre ingin nge-print dan itu memakan waktu 1 jam. Jam 10 author baru kembali ke kos dan itu pun author harus mempersiapkan untuk besok.
Entahlah author tidak seberapa ingat tidur jam berapa tapi yang pasti author sangat teramat lelah. Tidur pun serasa hanya numpang memejamkan mata sesaat. Jam 4 pagi kami bangun dan segera bersiap karena sebelum jam 5 kami sudah harus berkumpul di lapangan fakultas.
Terkejutlah kami karena kami pikir OKKAPS kali ini tidak akan di”gembleng”. Tapi perkiraan kami salah besar. Beberapa meter dari pintu gerbang fakultas sudah berdiri kakak senior yang memakai pita merah di lengan kanannya.
Dengan kerasnya dia berteriak,”LARI!”
Terkesiaplah kami, dan mau tidak mau kami harus berlari hingga masuk ke lapangan. Tidak hanya satu melainkan banyak kakak senior berpita merah yang sudah siap untuk mengeksekusi kami para maba.
Kami dibariskan di lapangan dan mereka berteriak,”TUNDUK!” dan itu artinya kepala kami harus menghadap ke bawah. Sungguh hal yang menyebalkan.
Mereka menyebutnya sidak. Semua barang bawaan kami harus dikeluarkan. Mereka satu persatu mengecek apakah sudah membawa semua atau belum. Bagi yang tidak membawa harus maju ke depan membuat barisan sendiri. Kami pun “diteriaki” oleh mereka. “Kenapa kalian tidak membawa?!” tanya mereka dengan nada suara keras. Teman kami pun hanya bisa diam menaggapi pertanyaan mereka. Kami seperti anak kecil yang harus tunduk pada yang lebih besar.
Jika ingatan author tidak salah kami diberi materi juga dihari itu.
Pada jam makan siang, kami di tempatkan dalam satu kelas. Kami bisa dibilang bersenang-senang saat itu. Sampai pada saat si pita merah masuk dengan menendang pintu kelas. Kami tentu saja shock jantung. Bayangkan saja kami sedang asyiknya mengobrol dengan kakak pendamping dan tiba-tiba saja pintu terbuka dengan suara seperti petir sedang menyambar.
Kami pun disidak lanjut. Semua barang kami dikeluarkan semua dan diperiksa satu persatu. Maba yang membawa barang yang tidak sesuai wajib maju. Dan mereka pun dibawa keluar untuk mendapat wejangan yang pahit. Dengan bentakan tentu saja.
Setelah itu kami diberi materi untuk barang yang harus dibawa besok. Barang yang harus dibawa pun tidak sedikit jumlahnya malah semakin banyak. Bagaimana tidak kami frustasi dengan tindakan si pita merah?
Kami pun pulang sekitar jam 3-4 sore. Kami terpaksa tidak kembali ke kos melainkan berburu barang lagi hingga malam. Dan lagi-lagi kami tidak mandi. :P tapi jangan salah, kami tetap mandi meskipun sudah jam 9-10 malam. TT
Keesokan paginya, sama seperti kemarin.
Jika ingatan author benar selama OKKAPS kami para maba hanya diberi materi seputar kampus. Dan kami dipisah dalam beberapa kelompok. Disetiap kelompok wajib membuat yel-yel kreatif untuk diadu dengan kelompok lain.
Masih dengan cara yang sama di jam makan siang para pita merah masuk dengan menendang pintu hingga pintu itu hampir rusak, pikir author :P sidak pun tetap berlanjut.
Begitu seterusnya sampai pada hari terkahir OKKAPS.
Kami dari seluruh fakultas dikumpulkan manjadi satu di sebuah gedung. Didalamnya sudah berdiri rapi stan-stan unit kegiatan mahasiswa atau biasa disebut UKM. Kami akhirnya isa merasa santai meskipun si pita merah berada di tengah-tengah kami para maba. Seluruh UKM tampil disebuah panggung untuk unjuk kebolehan dari UKM-nya.
Kami pun bersenang-senang disana dan dari setiap fakultas menampilkan kreasi yang pastinya seru serta menarik.
OKKAPS pun selesai.
Tapi penderitaan kami belumlah usai. Masih ada acara MAPELKA.
Mapelka diadakan di daerah pegunungan di kota kami. Kami kumpul di lapangan pagi-pagi buta. Seperti biasa kami wajib membawa barang-barang. Dan seperti biasa juga diadakan sidak pagi hari.
Kami pikir si pita merah sudah musnah tapi kami salah. Justru si pita merah yang mengomando kami. Sungguh malang nasib kami L
Tak selesai sampai disitu. Kami harus menaiki sebuah truk untuk menuju tempat perkemahan. Ya, mapelka seperti camping hanya saja tidak seseru camping yang sebenarnya :P
Perjalanan memakan waktu 1-2 jam. Bayangkan saja kami berdiri di truk yang jalannya bisa dibilang kasar. Kami tahu sekarang bagaimana perasaan si sapi saat dibawa menggunakan truk J
Sesampainya disana kami harus berjalan menju tenda yang sudah siap pakai di tengah tanah lapang. Ada 4 tenda. 2 untuk laki-laki dan 2 untuk perempuan. Kami pun dibariskan dan dibagi sesuai dengan tenda. Setelah itu kammi diperintakan untuk beristirahat.
Selama mapelka kami lebih banyak istirahat dari pada kegiatan. Jujur author pernah mengalami yang lebih parah dari mapelka ini. Author akan menceritakan pengalaman author di lain kesempatan J
Kami diberi makan 3 kali sehari. Tidak di OKKAPS maupun mapelka si pita merah selalu keras. Tapi entah mengapa, atau hanya perasaan author saja si pita merah melunak pada kami.
Jika kami ingin ke kamar kecil, kami dikawal serta tak diberi kesempatan privasi. Kami terpaksa harus berlima dalam satu kamar mandi. Kita diajarin untuk jorok, pikir author :P JustKid.
Tak hanya itu, kami harus dan wajib bangun di pagi buta dengan suhu paling rendah di gunung itu. Kami semua hampir menggigil. Dinginnya melebihi suhu terendah AC dirumah. Baru pertama kali author menggigil sedemikian hebat seperti itu. Serta kami mau tidak mau harus makan dalam gelap tanpa cahaya sedikit pun. Jadi bisa diartikan kami tidak tahu apa yang kami makan pada malam hari. >.<
Sekali lagi kami dibagi dalam beberapa kelompok dan membuat yel-yel serta mempersiapkan persembahan untuk malam api unggun seperti pentas seni.
Malam terakhir kami disuruh tidur cepat. Kami pun tidur karena kami kelelahan. Tapi pada saat tengah malam, tidak tahu jam berapa, kami semua di”gebrak” untuk bangun dan keluar dengan cuaca sedingin kutub utara.
Kami pun dipisahkan maksudnya kami disuruh untuk keliling hutan ke pos-pos yang sudah disiapkan oleh kakak panitia. Tanpa berbekalkan senter, karena semua senter diambil oleh “mereka”. Kami pun terpaksa jalan dalam gelap sambil bergandengan tangan. Jalanan begitu curam dan sempat salah satu dari teman kami hampir terjatuh ke jurang.
Kami diberi hanya satu buah senter dengan baterai terbatas. Jika tidak berhemat maka matilah kita di hutan >.</
Untunglah kelompok kami memiliki ketua yang cepat tanggap dan tangkas sehingga semua dari kami bisa sampai ke pos terakhir dengan semangat meskipun ada kejadian lucu dan memalukan yang tidak akan author ceritakan disini.
Nah, keesokan paginya kami masih harus “nyebur”, basah-basahan di salah satu bendungan air di gunung itu. Dengan air sedingin es kami menyelupkan kaki kami sampai ke atas lutut. Dengan ketua kami di depan menyuarakan sumpah mahasiswa. Ya, kami sama-sama menyuarakan sumpah mahasiswa dalam keadaan setengah basah. Bbbrrrrr......
Setelah itu kami kembali ke tenda dan merapikan semua barang kami. Maka naiklah kami ke kendaraan mewah kami yaitu truk. Semua barang dinaikkan lalu kami para manusia naik. Kkkkk~
Dengan panas matahari yang tak tertahankan kami pulang kembali ke kampus. Tak terbayangkan betapa kotornya muka kami saat turun dari truk. Penuh dengan debu hitam dan kotoran.
Kami tak serta merta pulang. Kami harus menunggu barang-barang kami yang tersita serta mengenalan terhadap si pita merah. Kamilah yang berkuasa disini. Si pita merah tidak akan pernah kami maafkan. Kkkkkk~ tapi toh kami maafkan juga....hahahaha :P

Baiklah friends, itulah sedikit dari pengalaman author yang bisa author bagikan pada kalian semua. Semoga info ini dapat berguna dan bisa bermanfaat bagi friends sekalian. God bless and have a nice day J